Teori Terbentuknya Alam Semesta dan Tata Surya Untuk Galaksi Bima Sakti


Planet Bumi adalah Planet yang bisa dihuni oleh manusia, karena dibumi terdapat oksigen untuk manusia hidup dan untuk manusia bernafaas. Bumi merupakan Planet ke tiga dari dari planet Merkurius dan Venus yang berpusat pada matahari dalam sistem tata surya.

Planet Bumi itu terbentuk, bukan terjadi karena sendirinya, dan juga banyak sekali teori pembentukan dari bumi itu sendiri. Apakah kalian tahu teori pembentukan bumi? 

Teori pembentukan bumi

Menurut M.Dj. Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto sejarah alam semesta lebih jauh dan lebih panjang dibandingkan sejarah umat mannusia. Manusia pertama kali muncul tiga juta tahun yang lalu. 

Apakah kalian penasaran apa saja yang teori pembentukan Bumi? simak penjelasannya dibawah ini 


Teori Big- Bang


teori pembentukan bumi

Teori pembentukan bumi yang pertama adalah teori ledakan besar (Dentuman Besar) maupun yang biasa diketahui dengan teori big bang merupakan teori yang sangat terkenal serta banyak sekali diyakini kebenarannya sampai dikala ini. Teori ini awal kali diusulkan oleh astronom asal Belgia yaitu Monsignor Georges Henri Joseph Édouard Lemaître  atau yang biasa dikenal dengan Abbe Georges Lemaitre pada tahun 1927. .

Teori ini menarangkan kalau alam semesta berasal dari suatu yang luar biasa padat serta panas yang setelah itu meledak dan melontarakan materi yang sangat banyak ke seluruh penjuru semesta. Lontaran ini berbentuk debu kosmic, asteroid/meteordan pertikel laninya.

Bumi yang awalnya berbentuk gas yang panas dan terus berputar-putar, hingga kurang lebih 2,5 miliyar tahun sampai gas-gas tersebut menjadi dingin dan membentuk bumi yang sekarang ini kita tahu.

Teori pembentukan bumi yang satu ini kurang lebih terjadi pada 13, 75 miliyar tahun yang lalu.

Teori Tidal atau Pasang Surut Gas


teori pembentukan bumi


Teori pasang surut gas ini diperkenalkan pertama kali oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918. Menurut mereka, Ada suatu bintang besar yang mendekati Matahari dalam jarak yang sangatlah dekat, hal ini menimbulkan terbentuknya pasang surut pada badan Matahari yang dikala itu masih berbentuk gas.

Dikala bintang tersebut mendekat, akan terjadi gelombang raksasa pada Matahari yang diakibatkan oleh gaya tarik antar bintang. Gelombang tersebut menggapai ketinggian yang luar biasa serta menjauh dari inti Matahari mengarah ke bintang tersebut. Gelombang yang membentuk lidah pijar api yang akan terjadi perapatan gas sampai terpecah jadi planet- planet.


Teori Keadaan Tetap

teori pembentukan bumi

Teori keadaan tetap dikemukakan oleh H. Bondi, T. Gold, serta F. Hoyle dari Universitas Cambridge pada tahun 1948. Bagi mereka alam semesta ini tidak terdapat mula serta akhirnya, alam semesta senantiasa nampak sama semacam saat ini. Teori ini berpendapat kalau alam semesta tidak terhingga luasnya dan umur dari semesta.

Teori pembentukan bumi yang satu ini pernah terkenal di awal abad ke- 20. Pada saat ini teori tersebut banyak sekali menerima penolakan dari para ahli fisikawan, Faktanya teori ini dapat di patahkan dengan, radiasi latar gelombang mikrokosmis yang didapatkan dari teori ledakan besar atau teori big-bang.


Teori Kabut atau Teori Kabut Nebula

teori terbentuknya bumi

Teori kabut yang diketahui serta dengan teori kabut nebula ini awal kali diusulkan oleh Emanuel Swedenborg pada tahun 1734 serta disempurnakan oleh Immanuel Kant pada tahun 1775, dan disempurnakan lagi oleh Piere de Laplace di tahun 1796.  Teori pembentukan bumi ini pula kerap disebut dengan teori kabut Kant- Laplace.

Secara universal teori ini menerangkan terjadinya tata surya dari sebuah bola kabut gas raksasa, setelah itu ada sebagian material yang terlepas ke dekat bola gas tadi. Sedangkan itu, bola gas utama masih berdimensi besar serta panas yang saat ini disebut matahari serta material yang terlepas ini menjadi padat dan dingin yang akan membentuk sebuah planet.


Teori Bintang Kembar

teori pembentukan bumi

Teori pembuatan Bumi yang satu ini dikenal dengan istilah teori bintang kembar. Teori ini dikemukakan pada tahun tahun 1930- an oleh seseorang astronom asal inggris yang bernama Raymond Arthur Lyttleton. Dalam teori ini dipaparkan kalau mula- mula terdapat matahari kembar yang bersama mengelilingi. Setelah itu salah satu  Salah satu bintang tersebut meledak dan menimbulkan banyak material yang terlempar,  sedangkan bintang yang satunya lagi tidak meledak karena, mempunyai gaya gravitasi yang sangat kuat. 

Sebaran dari bintang yang meledak lama-kelamaan menjadi menjadi suatu planet. Sedangkan Bintang yang tidak meledak dikelilingi oleh planet yang setelah itu diesbut dengan Matahari,


Teori Planetesimal


teori pembentukan bumi


Di awal abad ke- 20, seseorang pakar astronomi Amerika Forest Ray Moulton beserta pakar geologi Thomas C. Chamberlain mengemukakan teori planetesimal. Teori ini mengatakan kalau Matahari tersusun dari gas yang bermassa besar. Pada satu titik, bintang lain yang berdimensi nyaris sama melintas dekat dengan Matahari sehingga nyaris jadi tabrakan.

Dampaknya, gas serta material ringan di bagian tepi Matahari serta bintang tersebut jadi tertarik. Material yang terlempar mulai menurun dan membentuk menjadi gumpalan- gumpalan yang dinamakan dengan planetesimal. Planetesimal tersebut mendingin serta memadat sampai  terjadi planet- planet yang mengelilingi Matahari.


Diatas atas merupakan beberapa Teori Terbentuknya Alam Semesta dan Tata Surya yang mungkin sudah banyak sekali kalian dengar, teori-teori diatas merupakan teori yang sangat terkenal di seluruh dunia. 

Semoga bermanfaat 


Komentar

Belajar-k : Populer Post

Bongkar Rahasia Belajar Efektif: Teknik dan Materi Terbaik untuk Sukses

Ciri-ciri Masa paleozoikum serta Pembagian masanya